Wednesday, April 3, 2013
5 Langkah Menjemput Impian
Keberhasilan adalah hak, dan seperti semua hak, kitalah yang diharapkan datang menjemputnya.
Caranya adalah:
1. Tulislah pernyataan yang jelas mengenai impian Anda.
2. Tetapkan langkah-langkah untuk mencapai impian Anda.
3. Tetapkan batas waktu pencapaian setiap langkahnya.
4. Laksanakanlah setiap langkah dengan rajin dan sabar.
5. Sesuaikanlah tindakan Anda, bukan impian Anda.
Mudah-mudahan acuan sederhana ini dapat mendampingi upaya Anda untuk mencapai impian-impian Anda.
Tuhan tidak akan mengubah nasib kita, jika kita tidak berupaya mengubahnya.
Maka, upaya yang baik adalah pengubah nasib.
Dan sudah pasti, nasib tidak akan berubah hanya dengan ditunggu dalam rasa minder karena gemar menunda, dan rasa marah karena menuduh dunia telah berlaku tidak adil.
Dan keberhasilan adalah hak, dan seperti semua hak, kitalah yang diharapkan datang menjemputnya.
Laki Laki Idaman
Laki-laki yang berimpian besar,
bercita-cita jelas,
bersungguh-sungguh belajar dan bekerja,
mengembangkan kualitas kepemimpinan,
penyayang dan setia,
dan menumbuhkan keikhlasan
untuk hidup sepenuhnya dalam kebenaran,
memuliakan istri dan anak-anaknya.
Seperti apa pun kekecewaan dan keletihan seorang wanita dengan kegagalan cintanya, di
dasar hatinya yang baik dia tak akan pernah putus mengidamkan laki-laki yang akan
menjadi pengindah dan penguat kehidupannya.
(Mario Teguh)
25 Sifat Laki-Laki yang Baik
Engkau wanita yang mulia dan rindu dimuliakan oleh belahan jiwa yang dipantaskan oleh Tuhan dengan keindahan pribadimu, berikut ini adalah 25 sifat laki-laki yang semoga disatukan kedalam diri belahan jiwamu.
Cobalah untuk menyusun ke-25 daftar sifat ini dalam urutan yang paling kau sukai, dan engkau akan menemui urutan sifat yang harus kaubangun di dalam hati dan perilakumu.
Cobalah untuk menyusun ke-25 daftar sifat ini dalam urutan yang paling kau sukai, dan engkau akan menemui urutan sifat yang harus kaubangun di dalam hati dan perilakumu.
Wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya.
Laki-laki yang baik adalah:
1. Yang sukses.
1. Yang sukses.
2. Yang menghasilkan uang banyak, tapi menyerahkan semuanya kepadamu.
3. Yang tidak salah, tapi meminta maaf kepadamu, walaupun engkau yang salah.
4. Yang bisa memasak.
5. Yang menyukai dan memuji masakanmu (apapun rasanya).
6. Yang tidak bisa menyanyi, tapi menyanyikan lagu cinta untukmu.
7. Yang tegas kepada orang lain, tapi lembut kepadamu.
8. Yang gagah berani dalam pertempuran, tapi merengek manja di pangkuanmu.
9. Yang matanya terbelalak, nafasnya tercekat, dan berlebihan dalam memuji kecantikanmu.
10. Yang memimpin dunia dan dengan tegas mengharuskan kepatuhan kepada aturannya, tapi menurut kepada aturanmu.
11. Yang berbohong saat memujimu, sedang kau tahu dia berbohong, tapi dia berbohong dengan indah, tulus, dan penuh cinta.
12. Yang hidup hanya untukmu.
13. Yang memerintah dan berkhotbah kepada semesta, tapi diam dengan wajah bayi dan tak bersuara saat engkau berbicara.
14. Yang berani menghadapi sebesar-besarnya musuh dan bencana, tapi yang sangat takut membuatmu menangis.
15. Yang suaranya menggelegar membuat guntur minder, tapi halus dan lembut saat menyebut namamu.
16. Yang menolak makan sebelum semua orang yang dipimpinnya makan, tapi mengikutimu di sekeliling dapur jika dia lapar.
17. Yang menyemangati rakyat untuk hidup dengan mandiri, tapi dia minta kau suapi saat makan.
18. Yang mengetahui arah perjalanan bangsa dalam menuju Indonesia yang jaya dan cemerlang, tapi kebingungan jika engkau tak bersamanya.
19. Yang membawa pesan dari langit, tapi tetap meminta nasihatmu untuk keputusan yang penting bagi kebaikan banyak orang.
20. Yang bersedih dan menyalahkan dirinya sendiri jika engkau berlaku kasar kepadanya.
21. Yang tersenyum dan meminta maaf telah menyebabkanmu berlaku seperti itu saat engkau meminta maaf kepadanya, walau sebetulnya engkau tahu hatinya tersayat pedih oleh kekasaranmu.
22. Yang mengharumkan namamu sebagai permaisuri dalam kerajaannya.
23. Yang menjadikanmu seindah-indahnya perhiasan baginya.
24. Yang tetap merasa tertinggi dan terkaya saat dia dihina oleh orang lain, dalam kemiskinan atau dalam kejatuhan derajat karena dia memilikimu.
25. Yang merasa engkau adalah kebanggaan hidupnya.
(Mario Teguh)
Asuhan Keperawatan ISK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eliminasi merupakan
kebutuhan dalam manusia yang esensial dan berperan dalam menentukan
kelangsungan hidup manusia. Eliminasi dibutuhkan untuk mempertahankan homeostasis
melalui pembuangan sisa-sisa metabolisme. Secara garis besar, sisa metabolisme
tersebut terbagi ke dalam dua jenis yaitu sampah yang berasal dari saluran
cerna yang dibuang sebagai feces (nondigestible waste) serta sampah metabolisme
yang dibuang baik bersama feses ataupun melalui saluran lain seperti urine, CO2,
nitrogen, dan H2O.
( Judith Ann Kilpatrick, Fundamental of Nursing hal 1679 2001).
Ada beberapa penyakit yang dapat mengganggu
pola eliminasi manusia, diantaranya adalah infeksi saluran kemih.Infeksi
saluran kemih terjadi karena adanya
invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus
ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur (Tessy, Ardaya,
Suwanto, 2001) dengan jumlah signifikan (Prodjosudjadi, 2003). Tingkat
signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100/ml urin. Agen
penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella
sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah
Eschericia coli (Coyle & Prince, 2005).
Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari
semua umur baik pada anak-anak, remaja, dewasa maupun pada usia lanjut. Akan
tetapi, wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi kurang lebih
5-15%.Dibandingkan laki-laki, perempuan ternyata lebih rentan terkena penyakit
ini.Pasalnya, penyebabnya adalah saluran uretra (saluran yang menghubungkan
kantung kemih ke lingkungan luar tubuh) perempuan lebih pendek (sekitar 3-5
centi meter).Berbeda dengan uretra laki-laki yang panjang, sepanjang penisnya,
sehingga kuman sulit masuk.
(Tessy Agus,
Ardaya, Suwanto. 2001. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi:
3 Jakarta: FKUI)
B. Tujuan Penulisan
1)
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami perancanaan asuhan keperawatan klien dengan
penyakit infeksi saluran kemih.
2)
Tujuan Khusus
1.
Mahasiswa mampu menjelaskan definisi penyakit Infeksi
Saluran Kemih.
2.
Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi penyakit Infeksi
Saluran Kemih.
3.
Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi penyakit
infeksi saluran kemih.
4.
Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang
penyakit infeksi saluran kemih.
5.
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada penyakit
infeksi saluran kemih.
6.
Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi penyakit infeksi
saluran kemih.
7.
Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medis dan
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Infeksi saluran kemih
adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi
mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001).
Infeksi saluran kemih
adalah berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran
kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus atau
mikroorganisme lain.
Infeksi saluran kemih
pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri
terutama Escherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi
seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan,
pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998).
Infeksi traktus
urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari
uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya
jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan
prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI pada
pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan
adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius.
B.
Etiologi
1.
Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara
lain:
a. Pseudemonas,
Proteus,klebsiella: penyebab ISK complicated
b. Escherichia
coli:90% penyebab ISK uncomplicated
c. Enterobacter,
Staphyloccoccus epidemidis, enterococci,dll.
2.
Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain:
a. Sisa
urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif
kandung kemih yang kurang efektif
b. Mobilitas
menurun
c. Nutrisi
yang kurang baik
d. Sistem
imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e. Adanya
hambatan pada aliran urin
f. Hilangnya
efek bakterisid dari sekresi prostat
C.
Patofisiologi
Infeksi
saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus
urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui: kontak langsung dari tempat
infeksi terdekat, hematogen, limfogen.
Ada dua jalur utama terjadi ISK yaitu :
1.
Secara asending :
Masuknya
mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain : faktor anatomi
dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki- laki
sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urin saat miksi,
kontaminasi fekal, Pemasangan alat kedalam traktus urinarius (pemeriksaan
sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki- laki
sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urin saat miksi,
kontaminasi fekal, Pemasangan alat kedalam traktus urinarius (pemeriksaan
sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
2.
Secara hematogen :
Sering
terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran
infeksi secara Hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan
fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan
total urin yang yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal
akibat jaringan.
Sisa urin dalam kandung
kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi yang berlebihan sehingga
menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi terhadap
invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang
selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi gunjal sendiri, kemudian keadaan
ini secara hematogen menyebar keseluruh traktus urinarius. Selain itu beberapa
hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain adanya obstruksi aliran kemih
proksimal yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal
dan ureter yang disebt sebagai hidronefroses.
Klasifiksi infeksi saluran kemih sebagai
berikut :
1.
Kandung kemih (sistitis)
Sistitis (inflamasi
kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari
uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik irin dari utetra kedalam
kandung kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sistoskop.
2.
Uretra (uretritis)
Uretritis adalah suatu
infeksi yang menyebar naik yang di golongkan sebagai gonoreal atau non
gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan
ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal adalah uretritis yang
tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia
frakomatik atau urea plasma urelytikum.
3.
Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi
traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus dan
jaringan intertisial dari dalah satu atau kedua ginjal.
D. Manifestasi Klinis
- Mukosa memerah dan oedema
- Terdapat cairan eksudat yang purulent
- Adanya rasa gatal yang menggelitik
- Adanya nanah awal miksi
- Nyeri pada saat miksi
- Kesulitan untuk memulai miksi
- Nyeri pada abdomen bagian bawah.
- Disuria (nyeri waktu berkemih)
- Peningkatan frekuensi berkemih
- Perasaan ingin berkemih
- Nyeri punggung bawah atau suprapubic
- Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada
kasus yang parah.
E.
Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
a. Leukosuria atau piuria: merupakan salah
satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih
b. Hematuria: hematuria
positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria
disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus
ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologi
a. Mikroskopis
b. Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi
adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar
100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari
specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes
dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes
Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien
mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri
yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
b. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS):
Uretritia akut akibat
organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria
gonorrhoeae, herpes simplek).
c. Tes- tes tambahan:
Urogram intravena (IVU).
Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk
menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya
batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram
IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan
untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.
F. Pengobatan
a.
Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif
maupun gram negatif.
1. Amoxicillin
20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
2.
Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg
trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis.
3.
Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.
4.
Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang
resisten terhadap cotrimoxazole.
5.
Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin
tidak digunakan pada anak-anak yang dikhawatirkan mengalami keterlibatan
ginjal pada ISK.
6.
Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh
obstruksi atau refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut.
7.
Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan
untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus
membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra
oleh bakteri feces.
G. Pengkajian pada Pasien dengan Infeksi Saluran Kemih
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : pekerjaan mononton,
pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi. Keterbatasan
aktivitas atau imobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya.
2. Sirkulasi
Tanda : peningkatan tekanan
darah, nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal). Kulit hangat dan kemerahan, pucat.
3. Eliminasi
Gejala: adanya riwayat ISK
kronis, obstruksi sebelumnya(kalkulus). Penurunan keluaran urine, kandung kemih
penuh. Rasa terbakar, dorongan berkemih, diare. Tanda: poliguria, hematuria,
piuria. Perubahan pola berkemih.
4. Makanan / Cairan
Gejala:mual dan muntah, nyeri
tekan abdomen diet tinggi purin, kalsium oksalat, dan
fosfat ketidakcukupan pemasukan
cairan, tidak minum air dengan cukup. Tanda: distensi abdominal,penurunan/ tak
adanya bising usus muntah.
5. Nyeri / kenyamanan
Gejala: episode akut, nyeri akut,
nyeri kolik. Lokasi tergantung pada lokasi batu, contoh pada panggul di regio
sudut kostavertebra, dapat menyebar ke punggung abdomen, (lipat paha atau
genetelia) ngeri dangkal konstan menunjukkan kalkulus ada di pelvis atau
kalkulus ginjal. nyeri dapat di gambarkan sebagai akut, hebat, tidak hilang
dengan posisi atau tindakan lain. Tanda : melindungi, perilaku distraksi nyeri tekan pada area ginjal
pada palpasi.
6. Keamanan
Gejala : penggunaan alkohol
demam, menggigil.
H. Diagnosa
Keperawatan NANDA
1.
Nyeri Akut yang berhubungan dengan Agen Cidera Biologis
2.
Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
3.
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan infeksi
saluran kemih
4.
Resiko Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan hilangnya nafsu makan.
5.
Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan
di rumah.
I. Intervensi NIC NOC
1. Nyeri Akut yang berhubungan dengan Agen
Cidera Biologis
Kriteria Hasil :
1.
Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat
berkemih
2.
Kandung kemih
tidak tegang
3.
Pasien nampak tenang
4.
Ekspresi wajah tenang
Intervensi :
1.
Kaji intensitas, lokasi, dan faktor yang memperberat
atau meringankan nyeri.
Rasional : Rasa sakit yang hebat menandakan adanya
infeksi
2.
Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat
aktivitas yang dapat ditoleran.
Rasional : Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat
merilekskan otot-otot
3.
Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra
indikasi
Rasional : Untuk membantu klien dalam berkemih
4.
Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.
Rasional : Analgetik memblok lintasan nyeri
2.
Hipertermi
berhubungan dengan proses penyakit.
Kriteria Hasil :
a.
Tanda vital dalam batas normal
b.
Klien menunjukan termoregulasi
c.
Klien tidak demam.
Intervensi :
1.
Observasi TTV
Rasional: mengetahui kaedaan umum klien
2.
Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu
diatas 38, C.
Rasional : Tanda vital menandakan adanya perubahan di
dalam tubuh
3.
Kaji keadekuatan hidrasi
Rasional : Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi
kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
4.
Kompres air hangat.
Rasional : Untuk menurunkan suhu tubuh
5.
Kolaborasi pemberian antipiretik.
Rasional : Antipireti menurunkan suhu tubuh
Rasional : Antipireti menurunkan suhu tubuh
3. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan
infeksi saluran kemih
Kriteria hasil :
a.
Klien mampu toileting secara mandiri
b.
Tidak ada infeksi saluran kemih
c.
Berkemih > 150 cc per hari
Intervensi :
1.
Kaji TTV
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum klien.
2.
Observasi karakteristik urin
Rasional : mengetahui tanda ketidaknormalan urin
3.
Anjurkan minum 2 liter per hari
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan cairan dan menjaga
hidrasi
4.
Bantu klien posisi nyaman BAK
Rasional: memudahkan proses bak
5.
Ajarkan perawatan perianal
Rasional : menjaga kebersihan dan mengurangi infeksi
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi
perawatan di rumah.
Kriteria
hasil :
a.
Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan
Intervensi :
1.
Berikan informasi tentang proses penyakit, program
pengobatan, jadwal, dan kemungkinan efek samping.
Rasional : memberikan dasar pengetahuan pada pasien yang
memungkinkan membuat pilihan berdasarkan informasi.
2.
Anjurkan melakukan aktifitas biasanya secara
bertahap sesuai toleransi, dan sediakan waktu untuk istrahat adekuat.
Rasional : menjaga kelemahan dan meningkatkan perasaan
sehat.
Dochter, Joanne McCloskey, Phd dkk. 2004. Nursing Intevention Classification.
Jakarta: Mosby. Elevier.
J. Evaluasi
Pada tahap yang
perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah, mengacu pada tujuan yang hendak
dicapai yakni apakah terdapat :
- Nyeri yang menetap atau bertambah
- Perubahan warna urine
- Pola berkemih berubah, berkemih sering dan
sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Bp.
A seorang perawat, datang ke UGD RS.
Soeradji mengantar anak perempuannya yang masih berumur 5 th karena anaknya
menangis terus-menerus sejak kemarin sore dikarenakan febris dan disuria.Bp.A juga
mengatakan, An.K di rumah dirawat oleh pembantunya sehingga untuk personal
higiennnya biasanya dibantu oleh pembantunya.
Selain
itu An.K juga mengatakan sulit dan sakit pada perut seperti di remas-remas dan
perih saat mau buang air kecil, sehingga An.K jadi takut jika mau BAK padahal
buang air kecilnya lebih sering dari pada biasanya, oleh sebab itu An.K
mengakatakan takut umtuk banyak minum. Bp.A mengatakan anaknya mengalami nyeri
pada bagian suprapubic dan adanya hematuria, selain itu diawal berkemih ada
cairan eksudat yang purulen dan terasa gatal. Karena sakit pada bagian bawah,
An.K merasa tidak kuat untuk berjalan sendiri sehingga waktu turun dari mobil
ke UGD, An.K digendong oleh ayahnya.
Saat
dilakukan pemeriksaan fisik didapat hasil TTV:
RR :
28x/menit
S :
400C
N :
108x/menit
Saat
di UGD An.K dilakukan pemasangan infuse RL, 20 tts/mnt dengan abocat ukuran 24
dan diberikan terapi obat:
Ceftriaxone 2x500mg
Ketorolak 2x 0,5mg/kg/BB
A. Pengkajian
Nama Perawat :
Ns. Aprilia Oktaviani
Tanggal Pengkajian :
4 Mei 2012
Jam Pengkajian :
09.00 WIB
1)
Biodata
Pasien
Nama :
An.K
Usia/jenis kelamin : 5 Tahun/perempuan
Agama :
Islam
Pendidikan :
PAUD
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat :
Jl. Solo 13 Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta
Diagnosa Medis : Infeksi Saluran Kemih
Jam/Tanggal Masuk RS : 09.00 / 4 Mei 2012
No. RM :
081916
Penanggung Jawab
Nama :
Tn.A
Usia :
35 Tahun
Agama :
Islam
Pendidikan :
Sarjana
Pekerjaan :
Wirausaha
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Solo 13
Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta
Hubungan dengan Klien : Ayah
2)
Riwayat Kesehatan
a. Keluhan
utama
An. K mengeluh nyeri pada perut bagian suprapubic.
b. Riwayat
penyakit sekarang
Tn.A
mengatakan bahwa An.K sudah merasakan sakit bagian perut bawah sejak 3 hari
yang lalu. An.K sudah dilakukan pemeriksaan fisik dan pemasangan infus RL, 20
tts/menit dengan abocat ukuran 24 dan terapi obat:
Tindakan di
UGD :
Ceftriaxone
2x500mg
Ketorolak
2x0,5 mg/kg/BB.
c. Riwayat
Penyakit Dahulu
Tn.A
mengatakan bahwa An.K tidak mempunyai riwayat penyakit ataupun diopname di RS
sebelumnya. An.K belum pernah mengalami kecelakaan ataupun dioperasi. Anak A
tidak memiliki alergi.
d. Riwayat
Penyakit Keluarga
Tn. A mengatakan ibunya pernah
mengalami ISK pada umur 10 tahun, riwayat penyakit kakek An K adalah
hipertensi.
3) Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien
a)
Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit klien
sehari-hari melakukan aktivitas seperti biasa untuk bermain dengan teman.
b)
Tidur dan Istirahat
Klien tidur malam di mulai pukul 20.00, dan klien
sering terbangun pada malam hari karena merasakan nyeridi bagian suprapubic,
dan bangun pukul 05.00. pada siang hari klien tidak tidur siang.
c) Kenyamanan
dan Nyeri
P :
saat buang air kecil
Q :
nyeri hilang timbul
R :
perut bagian suprapubic
S : 5
T : 2
menit
d)
Nutrisi
Klien jarang untuk minum dan konsumsi
minum kurang dari 3 gelas sehari. Klien makan 2 kali sehari pada waktu siang
pukul 12.00 dan malam pukul 19.00
e)
Cairan, elektrolit dan asam basa
Dalam sehari klien hanya minum 2 gelas, 1 gelas =
200cc, intake, output, asam basa, BC +/-
f) Oksigenasi
Tn.B mengatakan
bahwa An.A tidak mempunyai riwayat penyakit sesak nafas atau sejenisnya. An.A
tidak batuk ataupun mengeluarkan sputum.
g) Eliminasi
fekal/bowel
Tn.B mengatakan
bahwa An.A biasanya BAB sehari sekali yaitu pada pagi hari. Warna BAB An.A
coklat kekuningan dan baunya khas. Kebutuhan pemenuhan eliminasi An.A dibantu
oleh pembantunya. Setelah sakit bapak An.A mengatakan bahwa An.A jarang BAB,
kadang-kadang hanya 2 hari sekali.
h) Eliminasi
urine
Tn.B mengatakan
frekuensi berkemih An.K adalah
250 cc. Warna urine An.A keruh. Adanya hematuria, selain itu diawal berkemih
ada cairan eksudat yang purulen dan terasa gatal. An.K merasakan nyeri
saat berkemih. Kebutuhan pemenuhan eliminasi urine An.K dibantu oleh keluarganya.
i)
Sensori, persepsi dan kognitif
Klien tidak memiliki gangguan
pada sistem sensori, persepsi maupun kognitif.
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan
Umum
Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapat
hasil TTV :
TD : 80/45 mmHg
RR : 28x/menit
S : 400 C
N : 108x/menit
b) Kepala
Pada kepala berbentuk mesochepal ranbut klien tidak rontok,
tidak ada lesi pada kulit kepala, tidak berketombe, dan tidak ada nyeri tekan
pada kepala klien.
c)
Leher
Tidak ada pembesran tyroid, tidak ada kuku kuduk, reflex
menelan baik.
d)
Dada
1.
Paru
bentuk dada simetris, tidak ada benjolan, paru sonor, tidak ada weezing.
2.
Jantung
Suara jantung redup, S1, S2 tunggal, denyut jantung teratur.
e)
Abdomen
Inspeksi: warna kulit abdomen kecoklatan lebih terang dari
pada kulit lain.
Auskultrasi : peristaltic usus 15 kali per menit
Palpasi : saat di palpasi adanya nyeri tekan pada bagian
suprapubic
Perkusi : terdengar timpani
f)
Genetalia
Keadaan genetalia tidak ada gangguan dan
keluhan. Tidak terdapat hypospadia, epispadia, hernia, hydrocell dan tumor.
g)
Rektum
Keadaan rektum normal tidak ada
hemoroid, prolaps maupun tumor.
h)
Ekstrimitas atas dan ekstrimitas bawah
Lengan kanan terpasang infus RL 20
tetes/menit.
5) Psiko Sosio Budaya dan Spiritual
Psikologis
:
klien belum mengerti
tentang penyakitnya. An
K sering menahan sakit pada
perut. An.K mendapat
dukungan dan bantuan dari keluarga khususnya dari ibunya.
Sosial :
An.K sehari-harinya
bermain dengan
teman-temannya.kadang
bermain dengan ayah waktu dirumah
Budaya :
Suku
bangsa An.K adalah Jawa. Untuk berintaraksi dengan orang lain
klien sering menggunakan bahasa Jawa. Dan tumbuh kembang klien orang tua masih menggunakan adat
jawa.
Spiritual
:
klien
belum sepenuhnya mengerti tentang ibadah, tetapi dalam ibadah sehari-hari klien
mengikuti ibadah rutin dengan orang tuanya.
6) Terapi Medis
Saat di
UGD An. A dilakukan pemasangan infus RL, 20 tts/mnt dengan abocat ukuran
24 jam diberikan terapi obat:
Ceftriaxone 2x500mg
Ketorolak 2x 0,5 mg/kg/BB
7)
B. Analisa Data
Nama Klien : An. K
Umur : 5 tahun
Ruang Rawat : Anggrek
|
No. Register :
081916
Diagnosa Medis : Infeksi
Saluran kemih
Alamat : Jl. Maguwoharjo 5, Sleman,Yogyakarta
|
TGL/JAM
|
DATA FOKUS
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
4-4-12/
09.10
|
DS :
1. An
K mengeluh nyeri pada bagian suprapubic.
2. An.K mengatakan bahwa nyeri seperti diremas remas pada bagian suprapubic.
3. Skala nyeri 5
4. DO :
1. An. K Tampak menahan nyeri (meringis) dan terkadang menangis.
2. S:400C
RR = 28x/mnt
N = 108x/mnt
|
Agen Cedera Biologis
|
Nyeri Akut
|
DS :
1. Tn. A mengatakan badan anaknya panas.
2. An. K mengatakan takut untuk banyak minum.
DO :
1. TTV :
S = 400C
2. An. K tampak pucat.
3. Kulitnya teraba panas.
|
Dehidrasi
|
Hipertermia
|
|
DS :
1. Tn K mengatakan anakanya susah makan dan
makan hanya 1 kali sehari..
DO :
1. An.K tampak pucat dan mukosa bibir kering.
2. BB
: 12kg,TB :90cm
|
Tidak nafsu makan
|
nutisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
|
DS :
1. Tn. K mengatakan anaknya sudah 5 hari merasakan sakit perut bagian suprapubic.
2. An.K mengatakan nyeri seperti diremas-remas.
3. An A mengatakan bila buang air kecil warna urinya keruh, dan ada
darah.
4. DO :
1. An. K Tampak menahan nyeri dan terkadang menangis
2. RR = 28x/mnt
N = 108x/mnt
S=400C
|
Infeksi Saluran Kemih
|
Perubahan pola eliminasi Urinarius
|
C. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri b.d Agen cedera biologis
2.
Hipertermia b.d Dehidrasi
3.
Perubahan Pola eliminasi urinarius
berhubungan dengan infeksi saluran kemih
4.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak nafsu makan
Subscribe to:
Posts (Atom)